Minggu, 16 Oktober 2011

rindu

Dari tunas - tunas pala dan pucuk daun cengkeh
telah kuramu satu rindu paling syahdu
Dari sini, dari tajam dan lancipnya tanjung baguala
mungkin akan ku tikam jantungmu dengan cinta
sampai kau tak lagi menjadi siluet dalam lingkar mimpi ku


#bisik angin untuk perempuan bermata pelangi#

Kamis, 06 Oktober 2011

cemburu

Anda berhasil tuan

Anda berhasil Membuat darah qu mendidih melihatnya
Anda berhasil Membuat jantung qu berdetak kencang saat membacanya
Anda berhasil Membuat gendang telinga qu maw pecah saat mendengarnya

Anda berhasil tuan, sangat berhasil
Tapi ini harus USAI,,
Harus berakhir tanpa terkatung-katung

Qu melangkah mundur bukan untuk mengalah
Hanya tak mau air mata qu berlinang kembali

Anda berhasil tuan

5-oktober-2011 12.30 WIB

Selasa, 04 Oktober 2011

*pauline anatje tomasouw-pattihahuan*

Menyesal memang selalu belakangan, tidak pernah menyesal di depan,

Qu menyesal, sangat menyesal pernah meninggalkannya, qu menyesal pernah jauh darinya, qu menyesal tidak selalu berada di sampingnya, qu menyesal belum bisa memenuhi janji qu kepadanya, 2 janji yang sangat dia tunggu, janji untuk cepat lulus kuliah lalu wisuda dan juga janji qu dimasa kecil, oma ingat? Janji kalau qu menikah oma dan opa naek becak mengiringi pernikahan qu,,

Menyesal
Qu menyesal disaat kita bertemu kembali , kau sudah terbaring lemah tak berdaya di tempat tidur, dengan selang infus ditangan kanan mu, berbagai macam kabel di tubuh, dan juga tabung oksigen yang setia memberimu nafas buatan, Oma sudah tidak bisa mengingat siapa – siapa lagi, pikirannya sudah jauh melayang, terkadang sempat ingat, tapi ingatan lampau, ingatan kalau semua cucunya masih kecil, masih suka di gendong, bukan cucunya saat ini,,,aahh Oma qu menyesal

Sempat satu minggu di ruangan ICU, akhirnya Allah mengambil mu kembali kepadaNya 3 hari sebelum Oma ulang tahun, Oma benar-benar pulang dari Rs, bukan pulang kerumah untuk berkumpul dengan kami semua, tapi pulang kepada yang Mencipta 12 desember 2008

Sudah 3 tahun berlalu Oma, Qu rindu tawa mu, rindu belaian mu, rindu peluk mu, rindu di pagi hari saat Oma membangunkan kami dari tidur, rindu omelan mu disaat semua cucu-cucu nya bandel, pasti Oma memanggil dengan nama lengkap Anastasia, Lianita, dan nona kecil Loedwjka, rindu setiap sore selalu berkumpul di ruang tivi, nonton sinetron favorit mu atau nonton gossip , qu rindu masakan mu Oma, macaroni schotel, stup kentang, es buah belum ada yang bisa menggantikan semua itu…

Menyesal selalu belakangan,

Saat Oma masih ada qu sering mengeluh bila Oma menasehati, sering kesal kalau Oma sudah banyak petuah, sudah banyak melarang qu untuk melakukan hal yang qu suka, memang maksud Oma baik, Oma hanya ingin melindungi qu, ingin agar qu tidak terluka atau kecewa di kemudian hari, tapi tetap saja saat itu qu tidak suka dilarang..namun sekarang qu merindunya, merindukan moment itu, merindukan mu Oma,,

Jaga kami dari sana ya Oma, We always Love U

Minggu, 02 Oktober 2011

CATALEYA



Bunga yang indah, bunga yang harum , salah satu spesies anggrek yang terkenal, tak disangka sebuah film berjudul COLOMBIANA yang qu tonton kemarin membuka kembali semua memori di tahun 2005, di film itu cataleya di ibaratkan sosok yg tangguh, cantik, gesit, tapi punya dendam membara karena menyaksikan orang tuanya dibunuh dihadapan dia, terkesan sadis memang,, tapi filmnya sangat menarik,, sedang anggrek cataleya sendiri adalah Anggrek tipe simpodia, anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh.
Untuk asal mulanya sendiri Anggrek termasuk dalam suku anggrek-anggrekan atau famili “Orchidaceae” yang dalam bahasa yunani, kata “orchid” berasal dari orchis yang berarti testicle atau buah zakar.

Cataleya,,
Ditengah-tengah film fikiran qu sempat kembali ke masa lalu, di kota bandung,,di kebun itu berjuta cataleya di bibitkan, di kembang biakan, di beri pupuk dan vitamin agar berbunga dan bisa diperjual belikan di pameran bunga, warnanya cantik semua, qu tidak terlalu hapal dengan nama latin ataupun jenis mereka satu-satu, tetapi qu sangat menikmati warna-warna yang indah, bentuknya pun lebih cantik dibanding anggrek yang lainnya menurut qu,,
Cataleya,,

Banyak kisah manis disana, meskipun tetap berujung dgn kepahitan, banyak keluarga baru juga yang qu dapatkan disana, qu kangen dengan suasana kota bandung, kangen dengan suasana kebun ciwidey, kangen sama suasana pameran bunga juga, bagaimana kabar tante sexy qu ya? Mama baik hati? Mama murah senyum? Om qu tersayang? Aa dan teteh?? Mmmm…..cataleya terlalu indah untuk dilupakan

Cataleya,,
Dari dia pun qu belajar merawatnya, cara menyiramnya, memberi pupuk, cara mengembang biakkannya, kapan harus panen atau siap untuk di jual di pameran, dan dia juga yang telah mencuri hati qu, sosoknya ramah, bahkan sangat ramah, kalem, dan santun, dia tidak merokok, sholat dan puasa sunahnya rajin sekali, jarang qu lihat sosok seperti dia, karena teman2 sebayanya pun berbeda sekali sifatnya dengan dia, mereka masih ingin main dan hura- hura, tapi dia tidak, lelaki sempurna di mata qu saat itu,,,

Cataleya,,
Manusia hanya berencana, tapi tuhan juga yang menentukan, disaat qu harus kembali ke kota Jakarta, meneruskan kuliah qu disaat itu lah qu harus rela melepaskan mimpi qu dengannya, melepaskan semua kenangan itu, hanya dengan alasan qu anak kota dan dia anak desa, merasa tak sebanding, merasa tidak sejajar kastanya,,,merasa belum punya apa-apa yang pantas di banggakan di depan orang tua qu, ya Allah sepicik itu kah pikiran mu?? Qu sudah berusaha memberikan pengertian bahwa semua manusia sama di hadapan tuhan, hanya iman yang membedakan bukan kedudukan atau darimana kita berasal..sia- sia ternyata, dia tetap berpegang teguh pada pendiriannya bahwa kita berbeda…

Cataleya
waktu memang tidak bisa kembali, tidak perlu disesali semua yang telah berlalu, tapi kenangan itu tetap di hati, tetap tersimpan indah, seindah bunga cataleya



NOTE : memori of 15 maret 2005 MTC bandung
senandung lirih mu
mewakili galau hati mu
menyibak sesal mu

tetap diam walau gemuruh
tetap tegak walau lunglai
hanya tatap mu yang menghantui
membayangi qu
hingga sampai batas kota